BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Jantung adalah organ berupa otot
berbentuk kerucut. Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke
seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena
adanya rangsangan yang berasal dari saraf otonom. Beberapa keadaan abnormal
pada sistem jantung salah satunya yaitu VSD. VSD atau defek septum ventrikel
yaitu, keadaan abnormal pada bagian entrikel karena adanya lubang pada septum.
Septum itu sendiri adalah pemisah antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Ciri-cinya yaitu adanya lubang diseptum tersebut yang mengakibatkan aliran
darah yang seharusnya mengalir ke arteri pulmonal mengalir juga ke venmtrikel
kanan, atau disebut dengan kebocoran jantung.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa definisi VSD?
1.2.2 Bagaimana demiologi pada VSD?
1.2.3 Bagaimana etiologi pada VSD?
1.2.4 Apa manifestasi klinis pada VSD?
1.2.5 Bagaimana patofisiologi pada VSD?
1.2.6 Apa komplikasi yang terjadi pada VSD?
1.2.7 Apa pemeriksaan penunjang pada VSD?
1.2.8 Apa penatalaksaan pada VSD?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi VSD;
1.3.2 Mengetahui demiologi VSD;
1.3.3 Mengetahui etiologi pada VSD;
1.3.4 Mengetahui manifestasi klinis pada VSD;
1.3.5 Mengetahui patofisiologi pada VSD;
1.3.6 Mengetahui komplikasi yang terjadi pada
VSD;
1.3.7 Mengetahui pemeriksaan penunjang pada
VSD;
1.3.8 Mengetahui penatalaksanaan pada VSD.
1.4 Manfaat
1.4.1 Memperluas pengetahuan tentang keadaan
abnormal atau penyakit;
1.4.2 Sebsagai bahan pembelajaran dan diskusi;
1.4.3 Sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah
sistem kardiovaskuler;
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pada ventricular septal defect
(VSD) atau defek septum ventrikel, yang merupakan gangguan jantung, kongenital
asianotik yang paling sering di temukan, keberadaan lubang pada septum yang
memisahkan kedua ventrikel kiri dan kanan. Keadaan ini mengakibatkan pemompaan
jantung tidak efektif dan memperbesar risiko gagal jantung. 30% seluruh
defek jantung kongenital merupakan VSD. Prognosis yang baik terlihat pada defek
yang menutup spontan atau yang dapat di koreksi dengan pembedahan. Akan tetapi,
prognosis yang buruk di temukan pada defek yang tidak di tangani dan
kadang-kadang membawa kematian pada anak-anak berusia 1 tahun, yang di sebabkan
oleh komplikasi sekunder.
2.2 Epidemiologi
Ventricular septal defect adalah penyakit jantung bawaan yang
paling umum terjadi, yaitu di temukan pada 30-60 % pada bayi baru lahir dengan
penyakit jantung bawaan atau sekitar 2 sampai 6 dari 1000 kelahiran. Sebagian
besar VSD menutup secara spontan. Sebuah studi mengatakan bahwa 2 sampai 5 dari
100 kelahiran bayidengan VSD, 80-90 % kasus akan menutup secara spontan tidak
lama setalah kelahiran. Tidak dapat di simpulkan mengenai adanya perbedaan ras
terhadap distribusi kejadian VSD, namun VSD lebih umum terjadi pada populasi
Asia , 5% dari kecepatan di USA, dan 30 % di laporkan di Jepang. VSD sedikit
lebih sering terjadi pada permpuan yaitu dengan perbandingan 56 % : 44% dari
laki-laki.
2.3 Etiologi
Penyebabnya tidak
diketahui, VSD lebih sering di temukan pada anak-anak dan sering kali merupakan
suatu kelainan jantung bawaan. Pada anak-anak lubangnya sangat kecil, tidak
menimbulkan gejala dan sering kali menutup dengan sendirinya dengayan
sendirinya sebelum anak berumur 18 tahu. Pada kasus yang lebih berat,
bisa terjadi kelainan fungsi ventrikel dan gagal jantung. VSD bisa ditemukan
bersamaan bersamaan dengan kelainan jantung lainnya.
1. Factor prenatal yang berhubungan dengan
VSD :
a) Infeksi virus lainnya pada ibu hamil.
b) Gizi ibu hamil yang buruk.
c) Ibu yang alkoholik.
d) Usia ibu di atas 40 tahun.
e) Ibu menderita diabetes
2. Factor genetic :
a) Anak yang lahir sebelumnya menderita
penyakit jantung bawaan (PJB).
b) Ayah/ibu menderita PJB.
c) Kelainan kromosom seperti sindrom Dwon.
2.4 Manifestasi Klinis
a) Bayi yang kecil dan kurus dengan pertambahan
berat badan yang lambat kalau VSD yang lebar terjadi bersama gagal jantung.
b) Sesak nafas, takipnea (napas cepat).
c) Keringat yang berlebihan.
d) Berat badan tidak bertambah , gagal
tumbuh.
e) Gagal jantung kongestif.
f)
Bising sistolik yang keras,
kasar, dan menjalar secara luas kendati paling jelas terdengar di sepanjang
tepi sternum kiri pada sela interkosta ketiga atau keempat; bising ini di
sebabkan oleh aliran darah abnormal yang melewati VSD.
g) Getaran atau thrill yang bisa di raba dan
di sebabkan aliran darah turbulen di antara kedua ventrikel melalui VSD yang
kecil
h) Pergeseran iktus kordis (titik impuls
maksimal) akibat hipertrofi jantung.
i)
Anoreksia (penurunan nafsu
makan)
j)
Ujung-ujung jari hiperemik
dan diameter dada bertambah.
2.5 Patofisiologi
Pada usia masih bayi penyakit VSD, septum
ventrikel tidak berhasil menutup sempurna pada kehamilan 8 minggu. VSD
terletakk pada pars membranosa atau pars muskularis septum ventrikel dan
memiliki ukuran beragam. Sebagian defek ini menutup spontan; pada defek lain
tidak terdapat septum sama sekali sehingga terbentuk ventrikel tunggal. VSD
yang kecil cenderung menutup spontan. VSD yang besar harus dikoreksi dengan
pembedahan sebelum timbul penyakit vaskuler pulmoner atau pada saat penyakit
yang ditimbulkan oleh defek tersebut masih reversibel.
VSD juga tidak segera terlihat pada saat
bayi lahir karena terdapat tekanan pada jantung kanan dan kiri yang besarnya
hampir sama dan resistensi arteri pulmonalis yang tinggi. Alveoli belum terbuka
lengkap sehingga darah belum memintas melalui defek tersebut. Setelah pembuluh
darah pulmoner secara terus-menerus relaksasi, yang terjadi antara usia empat
dan 8 minggu sesudah bayi dilahirkan, maka tekanan ventrikel kanan akan menurun
sehingga memungkinkan darah memintas dari ventikel kiri ke ventrikel kanan.
Pada awalnya, pintasan (shunt) VSD yang
lebar menyebabkan hipertrofi atrium kiri dan vemtrikel kiri. Kemudian ventrikel
yang tidak dikoreksi akan memnyebabkan hipertrofi ventrikel kanan yang
disebabkan oleh peningkatan resistensi pulmoner. Pada akhirnya, terjadi gagal
jantung kanan serta kiri dan sianosis (karena pembalikan arah pintasan).
Hipertensi pulmoner yang permanen dapat terjadi kemudian dengan pemintasan
darah dari kanan ke kiri (sindrom Eisenmenger) yang menimbulkan sianosis dan clubbing pada
dasar kuku.
2.6 Komplikasi
Komplikasi pada VSD dapat mencakup :
1. Hipertensi
pulmoner
2. Endokarditis
infeksiosa
3. Pneumonia
4. Gagal
jantung
5. Sindrom
Eisenmenger
6. Insufisiensi
aorta (jika katup aortaturut terkena)
2.7 Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan ini
membantu penegakan diagnosis VSD;
Foto rontgen toraks dapat terlihat normal
pada defek yang kecil. Pada VSD yang besar, pemeriksaan rontgen dapat
memperlihatkan kardiomegali, pembesaran antrium kiri serta ventrikel kiri dan
corakan vaskuler yang menonjol.
Elektrokardiografi (EKG) dapat
normal pada VSD yang kecil sementara EKG pada VSD yang besar memperlihatkan
hipertrofi ventrikel kiri serta kanan yang memeberi kesan hipertensi pulmoner.
Ekokardiografi dapat mendeteksi VSD pada
septum, memeperkirakan ukuran pintasan kiri ke kanan, menunjukkan hipertensi
pulmoner, dan mengenali lesi serta komplikasi yang menyertai.
Kateterisasi jantung menentukan ukuran
serta lokasi VSD yang tepat dan derajat hipertensi pulmoner, pemeriksaan ini
juga mendeteksi defek lain yang menyertai dan menghitung derajat pemintasan
dengan membandingkan saturasi oksigen dalam setiap ventrikel. Saturasi oksigen
dalam ventrikel kanan lebih besar dari normal karena darah bersih dipintasi
dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan.
2.8 Penatalaksanaa Umum
Pemasangan alat pacu jantung permanen
yang dapat diperlukan setelah tindakan koreksi VSD jika terjadi blok jantung
total karena brkas His terganggu selama pembedahan dilakukan.
Penutupan defek yang kecil dengan jahitan
(atau keadaan ini tidak perlu diperbaiki dengan pembedahan jika pasien memiliki
tekanan arteri pulmonalis yang normal dan pintasan yang kecil.
Pemasangan cincin (banding) pada
arteri pulmonalis untuk menormalkan tekanan serta aliran disebelah distal
cincin dan untuk mencegah penyakit vaskuler pulmoner jika anak memiliki defek
jantung yang lain serta mendapat keuntungan yang lebih besar dengan pembedahan
yang ditunda.
Pemberian digoksin, diet rendah garam,
dan pemberian preparat deuretik sebelum pembedahan untuk mencegah gagal
jantung.
Terapi profilaksis antibiotik sebelum dan
sesudah pembedahan untuk mencegah endokarditis infeksiosa.
BAB 3
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
VSD atau defek septum ventrikel yaitu
merupakan gangguan jantung kongenital asianotik yang palimg sering ditemukan,
keberadaan lubang pada septum yang memisahkan kedua ventrikel memungkinkan
pemintasan darah antara ventrikel kiri dan kakan. Dan pada umunya penyakit VSD
ini menyerang atau ditemukan pada bayi yang baru lahir.
5.2 Saran
Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca, dan
alangkah baiknya pembaca bisa memperluas pengetahuan. Karena sebagai tenaga
kesehatan kita harus mengetahui definisi sampai pengobatan dan pencegahan dari
suatu keadaan abnormal pada seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Manurung, Nixson. 2016. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Sistem Respiratory. Jakarta TIM
Morton, Gonce, Patricia Fontaine, Dorrie
M. Hudak, Carolyn M. Gallo, Barbara. 2012. Keperawatan Kritis.
Jakarta EGC
Saputra, Lyndon. 2014. Buku Ajar Ilustrasi
Patofisiologi. Pamulang - Tangerang Selatan
Welsh, William, Jennifer P. Kowalak,
Brenna mayer. 2003. Buku
Ajar Patofisiologi. Jakarta EGC